"BUMI TIDAK MEMERLUKAN BANYAK ORANG PINTAR, BUMI LEBIH MEMBUTUHKAN LEBIH BANYAK HATI YANG INDAH" - Terima Kasih Sudah Berkunjung, Jangan Lupa BACA dan BERKOMENTAR !

Menjadi Kaya di Dalam Diri

Tulisan ini diambil dari video seorang penutur. Tidak penting siapa yang berbicara, lebih penting apa yang disampaikan dalam pembicaraannya.

Apa yang disebut dengan kaya di dalam adalah "cinta yang tulus". Orang-orang yang sangat kaya di dalam kekayaannya cuma satu, cinta yang tulus. Kalau anda ketemu orang yang cintanya tulus rasanya sejuk, damai, aman, nyaman untuk dunia.

Di hutan tempat meditasi sering mendengar pesan "satu saja ada manusia yang cintanya tulus di alam ini, tidak terhitung makhluk menderita yang bisa diselamatkan". Dengan kata lain apa yang disebut menjadi kaya di dalam ujungnya cuma satu yaitu cinta yang tulus.

Seperti autobiografi Dalai Lama, diceritakan oleh orang dekatnya yaitu anak mantan seorang Perdana Menteri Canada (Pirtrudo), anaknya Pirtrudo ini diinterview, apa yang membuat anda dekat dengan Dalai Lama "sebagai anak perdana menteri saya sudah berjumpa banyak orang, tapi setiap ketemu orang saya cuma melihat mata yang pertanyaannya: apa yang bisa saya dapatkan dari orang lain, tetapi begitu bertemu dengan Yang Mulia Dalai Lama untuk pertama kali saya ketemu mata yang tatapan matanya: apa yang bisa saya berikan kepada orang lain".

Sekarang kita belajar dari orang-orang kaya materi. Di negeri yang jauh ada penyanyi-penyanyi kaya sekali, salahsatunya Michael Jakson dimana ia mampu melakukan oparasi plastik dengan kekayaannya, tapi diujung hidupnya ia wafat karena obat. Pesannya cuma satu, uang tidak memberikan semua kebahagiaan.

Penyanyi kedua, Whitney Houston seorang penyanyi kulit hitam dengan suara emasnya ia menjadi kaya raya, tapi diujung hidupnya bernasib sama seperti Michael Jakson yang meninggal karena obat. Bob Marley juga serupa. Ketiga orang ini bercerita sederhana, menurut Cal Young murid dari Sigmund Freud menyatakan "Ia yang mencari keluar ia sedang bermimpi, ia yang menemukan cahaya di dalam Ialah manusia kaya yang sesungguhnya".

Kehidupan ini seperti menata taman. Sama seperti taman di dalam diri, kadang senang kadang sedih. Senang-sedih ibarat bunga-bunga di taman. Kesenangan bunga putih, kesedihan bunga merah, goodmood bunga putih badmood bunga merah. Bagaimana menata tamannya, selalu menyiraminya dengan penerimaan, terima-mengalir-senyum. Dengan terima-mengalir-senyum tidak saja sembuh dari sedih tetapi juga begitu kaya di dalam.

Bagi anda-anda yang sakit, sedih, stress, depresi adalah ibarat daun yang kering. Dibalik daun kering ada batang pohon. Dalam pohon kesembuhan, batang pohon kesembuhan bernama "keseimbangan emosi". Mereka yang meninggal muda karena penyakit yang macam-macam, cirinya emosinya tidak seimbang, memiliki gelar S.2 MM (Marah-Marah). Sehingga agar dapat sembuh seimbangkan emosi dengan cara meditasi. Emosi manusia seperti bandul yang bergerak, gembira berlebihan gerakan bandulnya ke kanan, setelah ke kanan pasti bergerak ke kiri yaitu kesedihan yang berlebihan. Nah dengan meditasi membawa bandul kembali ketengah. Meditasi adalah membantu mencapai keseimbangan emosi. Dengan keseimbangan emosi seseorang akan dapat merawat diri dan orang lain, sekurang-kurangnya dapat merawat orang-orang terdekat disekitarnya. Lalu apakah akar pohon kesembuhan? akarnya adalah "keterhubungan spiritual" cirinya adalah banyak bersyukur, rasa syukurnya mendalam penuh keikhlasan.

Segalanya harus kita syukuri, seseorang yang mampu bersyukur pada hal-hal baik adalah orang biasa, tetapi seseorang yang mampu bersyukur pada hal baik sekaligus hal buruk adalah orang paling bahagia luar biasa. 

Seperti masa lalu yang buruk. Semua orang memiliki masa lalu yang buruk, memiliki banyak kekurangan-kekurangan, tetapi harus tetap disyukuri dengan memandangnya sebagai guru simbolik yang membimbing. Tanpa keburukan di masa lalu kita mungkin akan menjadi manusia congkak yang sombongnya minta ampun.

Makanya cirinya orang yang kaya di dalam kebahagiaannya relatif mendalam. Kebahagiaan yang dipermukaan adalah kebahagiaan yang dangkal, bahagia karena keinginan terpenuhi, ingin punya motor punya motor, memang merasa bahagia tetapi tidak lama. Di China ada pepatah "kalau ingin bahagia satu jam tidur siang, kalau mau bahagia satu hari pergi mancing, kalau ingin bahagia satu minggu kawin lagi, tetapi kalau ingin bahagia selama-lamanya sayangi kehidupan".

Jadi kebahagiaan paling dangkal ketika terpenuhinya keinginan. Kebahagiaan yang lebih dalam adalah selalu merasa berkecukupan. Karena uang kalau diikuti tidak ada ujungnya, apalagi berusaha mengikuti keinginan-keinginan pikiran juga tidak pernah ada ujungnnya.

Sekarang dikembalikan ke masing-masing diri. Semua orang memiliki pemikiran, pemahaman sekaligus tujuan hidup yang bersifat hakiki dalam kehidupan ini, sehingga tulisan ini bukanlah bermaksud untuk merubah seseorang bersama prinsip-prinsipnya. Anggap sebagai pengisi waktu senggang untuk membaca. Terima kasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer